Mencetak Keuntungan dalam pengolahan kelapa



Indonesia adalah negara yang kaya akan pohon kelapa, yang tumbuh subur hampir di semua wilayah dari pesisir pantai sampai ke pedalaman. Negeri ini termasyur dalam menghasilkan kelapa dunia. Mengutip data Food and Agriculture Organization (FAO) per akhir 2012.

Banyak manfaat yang telah diambil dari pohon kelapa, mulai makanan, minuman, sumber energi, minyak goreng, aneka kerajinan sampai untuk perkakas rumah tangga. Buahnya mulai kelapa muda sampai kelapa tua, daunnya mulai daun yang masih muda maupun tua, batangnya dan mancungnya, dan hampir semua bagian dari pohon kelapa telah mampu dimanfaatkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat.


Tercatat, terdapat 95 kabupaten di Indonesia yang menghasilkan kelapa dengan luas kebun kelapa masing-masing lebih dari 10 ribu hektar. Petani kelapa di Indonesia mencapai 2 juta orang dengan komposisi 98,93% adalah petani kecil. Sementara, Indonesia memiliki sekitar 3,5 juta hektar kelapa.

Namun, kelapa masih menjadi salah satu asset (kekayaan) bangsa Indonesia yang sampai sekarang ini belum dilihat secara serius, disikapi secara sistematis dan berkelanjutan.
Hanya segelintir orang yang sadar dan mulai mencetak keuntungan dalam pengolahan kelapa. Salah satunya dalam pembuatan briket dari tempurung kelapa. Walaupun, pasarnya terus berkembang menembus pasar ekspor. Potensinya juga cukup besar karena bobot tempurung  mencapai 12 % dari bobot buah kelapa. Tetapi, masih belum berkembang secara komersial.

produk ini dihasilkan lewat proses pembakaran tempurung kelapa. Briket banyak dimanfaatkan sebagai pengganti bahan bakar, baik dalam industri skala besar maupun usaha seperti restoran (barbeque). Di Timur Tengah, briket banyak dipakai untuk shisa.
Briket arang dari tempurung kelapa, dengan proses pembuatan yang sangat mudah. Dan bisa menjadi pengganti sumber energi seperti minyak dan batu bara. Dan dinilai lebih ramah lingkungan karena karbon hasil pembakarannya relative sedikit.

Sebagai bahan bakar, briket tempurung kelapa ini banyak menjadi pilihan  lantaran menghasilkan panas lebih tinggi dibandingkan briket arang kayu biasa. Panas yang dihasilkan juga bagus dan cepat merata, tak ada percikan yang menganggu seperti arang biasa.

F. Rahardi, pengamat agribisnis, menuturkan, potensi briket batok kelapa ini sangat besar. Jika dibandingkan briket batubara, pemakaian briket arang kelapa lebih mudah. Briket arang kelapa lebih gampang menyala dan mudah mati. �Briket batubara nyalanya susah. Kalau sudah menyala, panasnya luar biasa. Briket itu lebih tepat untuk industri yang melakukan proses pemasakan sepanjang hari.

�Permintaan briket arang tempurung kelapa ini sangat besar. Tak hanya dari dalam negeri, permintaan juga datang dari luar negeri. Bahkan permintaan terbesar justru datang dari luar negeri, seperti Jepang, Korea hingga Timur Tengah.  Kondisi ini juga berkaitan dengan tren dunia untuk memakai sumber-sumber energi yang ramah lingkungan. Briket arang kelapa yang berasal dari sumber daya alam yang bisa diperbarui pun dianggap lebih ramah ketimbang briket dari batubara,� jelas Rahardi.

0 Response to "Mencetak Keuntungan dalam pengolahan kelapa"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel