Terjun ke bisnis kopra, pemuda ini tinggalkan status bankir
pabrik kopra. �2015 Merdeka.com
Merdeka.com - Menjadi pegawai kantor, duduk di belakang meja di dalam ruangan ber AC, kerap menjadi incaran masyarakat Indonesia selepas mengecap pendidikan.
Namun, tidak bagi Haqqul Bashar. Pemuda asal Makassar ini lebih memilih melepas pekerjaannya sebagai bankir demi membangun bisnis di bidang pengolahan kelapa.
Sejak duduk di bangku sekolah dasar, Haqqul memang sudah memiliki minat di bidang usaha. "Sejak kelas 3 atau 4 SD sudah usaha. Jualan biskuit. SMA jualan stiker sekolah 'SMANSA'. Buatnya di percetakan, disain saya yang buat. Laku keras. Kuliah ikut MLM. Sambil kerja jadi marketing kursus bahasa inggris," tutur Haqqul saat berbicang dengan merdeka.com, Jumat (20/2).
Haqqul mengaku sempat cuti kuliah lantaran menekuni bisnis sebagai pemasok oli dan peralatan mekanis ke pabrik nikel di Sorowako, meski hasil dari bisnisnya tersebut raib lantaran tertipu. "Dulu namanya Inco sekarang Vale. Keuntungan dari supply oli itu habis kena tipu, sakit rasanya," ucap Haqqul.
Meski tertipu sekitar Rp 50 juta, Haqqul mengaku tidak jera mencoba membangun kerajaan bisnisnya. Haqqul melamar pekerjaan sebagai bankir di sebuah bank milik pemerintah demi mengejar modal guna memulai bisnis baru. Statusnya sebagai bankir hanya mampu dipertahankan selama kurang lebih 3 tahun.
"Kena tipu, bangkrut, duit habis. Ikut jadi pegawai buat kumpul modal dan link. Alhamdulilah dapat. Terus mulai usaha lagi," ungkap Haqqul.
Selama menjadi bankir pun, Haqqul tak pernah melepas keinginannya untuk membangun usaha. Mengikuti berbagai program pelatihan, Haqqul merasa tertantang untuk menggarap bisnis olahan kelapa.
"Kelapa dan turunannya. Kopra asalan, kopra putih, sama arang tempurung. Awalnya ikut seminar ekspor impor. Terus dikasih tahu tentang komoditi ekspor. Terus cari tahu tentang komoditi yang banyak di Sulsel dan sekitarnya," papar Haqqul.
Haqqul pun melakukan perhitungan modal dan mendapati bahwa dirinya masih kekurangan modal. Tak putus harapan, Haqqul mencari rekan bisnis yang berasal dari teman sekolahnya semasa SMA. Bersama-sama, mereka membangun bisnis olahan kelapa.
Namun, cobaan bisnis harus kembali dirasakan Haqqul. Dirinya harus pecah kongsi dari rekannya tersebut. Haqqul pun tidak patah arang. Dia membangun bisnisnya seorang diri.
Namun, tidak bagi Haqqul Bashar. Pemuda asal Makassar ini lebih memilih melepas pekerjaannya sebagai bankir demi membangun bisnis di bidang pengolahan kelapa.
Sejak duduk di bangku sekolah dasar, Haqqul memang sudah memiliki minat di bidang usaha. "Sejak kelas 3 atau 4 SD sudah usaha. Jualan biskuit. SMA jualan stiker sekolah 'SMANSA'. Buatnya di percetakan, disain saya yang buat. Laku keras. Kuliah ikut MLM. Sambil kerja jadi marketing kursus bahasa inggris," tutur Haqqul saat berbicang dengan merdeka.com, Jumat (20/2).
Haqqul mengaku sempat cuti kuliah lantaran menekuni bisnis sebagai pemasok oli dan peralatan mekanis ke pabrik nikel di Sorowako, meski hasil dari bisnisnya tersebut raib lantaran tertipu. "Dulu namanya Inco sekarang Vale. Keuntungan dari supply oli itu habis kena tipu, sakit rasanya," ucap Haqqul.
Meski tertipu sekitar Rp 50 juta, Haqqul mengaku tidak jera mencoba membangun kerajaan bisnisnya. Haqqul melamar pekerjaan sebagai bankir di sebuah bank milik pemerintah demi mengejar modal guna memulai bisnis baru. Statusnya sebagai bankir hanya mampu dipertahankan selama kurang lebih 3 tahun.
"Kena tipu, bangkrut, duit habis. Ikut jadi pegawai buat kumpul modal dan link. Alhamdulilah dapat. Terus mulai usaha lagi," ungkap Haqqul.
Selama menjadi bankir pun, Haqqul tak pernah melepas keinginannya untuk membangun usaha. Mengikuti berbagai program pelatihan, Haqqul merasa tertantang untuk menggarap bisnis olahan kelapa.
"Kelapa dan turunannya. Kopra asalan, kopra putih, sama arang tempurung. Awalnya ikut seminar ekspor impor. Terus dikasih tahu tentang komoditi ekspor. Terus cari tahu tentang komoditi yang banyak di Sulsel dan sekitarnya," papar Haqqul.
Haqqul pun melakukan perhitungan modal dan mendapati bahwa dirinya masih kekurangan modal. Tak putus harapan, Haqqul mencari rekan bisnis yang berasal dari teman sekolahnya semasa SMA. Bersama-sama, mereka membangun bisnis olahan kelapa.
Namun, cobaan bisnis harus kembali dirasakan Haqqul. Dirinya harus pecah kongsi dari rekannya tersebut. Haqqul pun tidak patah arang. Dia membangun bisnisnya seorang diri.
Sumber : https://www.merdeka.com/uang/terjun-ke-bisnis-kopra-pemuda-ini-tinggalkan-status-bankir.html
0 Response to "Terjun ke bisnis kopra, pemuda ini tinggalkan status bankir"
Posting Komentar