Saatnya Beralih Dari Gas ke Arang Briket Tempurung Kelapa
Terlepas dari fluktuasi gejolak harga gas elpiji. Maka ketergantungan masyarakat, khususnya masyarakat kota, baik untuk keperluan rumah tangga atau bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap penggunaan gas elpiji sudah terlalu dalam. Masyarakat bahkan pernah diupayakan baik secara persuasif maupun secara setengah paksaan dengan cara mengurangi pasokan bahan bakar minyak dan menggantikannya dengan gas elpiji, dengan sangat masif. Walaupun di sana sini, kadang terdapat berita kebakaran. Penggunaan gas elpiji, di samping dapat menghemat karena alatnya lebih modern juga harganya masih terjangkau.
Namun dengan adanya fluktuasi harga gas elpiji, yang menurut informasi harga kekiniannya menjadi sangat tinggi seperti sekarang ini, sudah saatnya masyarakat diajak beralih ke bahan energi lain sebagai bahan bakar, khususnya untuk keperluan masak memasak. Baik untuk keperluan rumah tangga, home industri, maupun UMKM. Bahan bakar yang dapat diproduksi oleh masyarakat kecil dan dapat diperoleh dengan mudah, bahkan bisa diusahakan lebih murah dari gas dengan harga kekinian.
Hal ini perlu menjadi perhatian kita semua, mengingat kalaupun harga gas elpiji khususnya tabung 12 kg, nanti malam diputuskan secara politik, maka tidak dapat dipungkiri di masa depan harga kekinian atau keekonomian itu cepat atau lambat pasti akan berlaku. Biarlah kita punya potensi maupun produksi gas yang besar, untuk dikonsumsi pihak luar. Sepanjang menjadi penerimaan negara yang besar dan dapat dikontrol dengan baik. Dana yang besar tersebut, dapat digunakan untuk mengembangkan bahan bakar substitusi yang lebih murah sekaligus meningkatkan usaha-usaha pemberdayaan masyarakat dengan pola UMKM.
Bahan bakar substitusi yang saya usulkan adalah briket arang tempurung kelapa.
Kelapa sangat unik. Seluruh bagian kelapa dapat dimanfaatkan tanpa kecuali. Bagian dari buah kelapa dapat dioleh menjadi berbagai komoditi, setelah terlebih dahulu diolah menjadi virgin oil, dengan tehnologi sederhana.
Batok kelapa adalah bagian kelapa yang paling mengenaskan beda jauh dengan batok kepala. Yang disebut terakhir, sangat dihormati. Namun batok kelapa yang lebih sering ditumpuk kalau terlalu banyak dan dijadikan bahan bakar untuk memasak pada tehnologi sederhana, langsung pakai, yang sangat banyak menghasilkan asap. ternyata dapat diolah menjadi arang briket.
Beda dengan arang biasa yang dihasilkan dari kayu atau bahkan juga batok kelapa, maka arang briket tempurung kelapa, hasil pembakaran sempurna dari batok kelapa, dapat mengkilat kalau digores. Arang briket menjadi sangat praktis digunakan, dipindahkan ke tempat lain, bahkan dapat masuk ke hotel berbintang. Karena arang briket dari tempurung kelapa cukup dengan membara sudah dapat menghasilkan panas yang tinggi.
Suatu bisnis dan industri UMKM dengan tehnologi sederhana sudah dapat mengolah kelapa menjadi virgin oil sekaligus mengolah batok tempurung kelapa menjadi arang briket. Pada saat gas elpiji di masa depan mencapai harga kekiniannya, arang briket tempurung kelapa akan menjadi bisnis dan industri yang menggiurkan. Kenapa harus menunggu saat itu terjadi.
Sekarang, saatnya beralih dari gas ke arang briket tempurung kelapa.
Sumber : https://www.kompasiana.com/masjokomu/552bda2e6ea83451398b45b6/saatnya-beralih-dari-gas-ke-arang-briket-tempurung-kelapa
0 Response to "Saatnya Beralih Dari Gas ke Arang Briket Tempurung Kelapa"
Posting Komentar