Mengintip Bisnis Kerajinan Limbah Batok Kelapa di Blitar, Omsetnya Menggiurkan


Emy Erawati menunjukkan kerajinan tas batok kelapa hasil produksinya.(Foto : Istimewa)
Emy Erawati menunjukkan kerajinan tas batok kelapa hasil produksinya.(Foto : Istimewa)
Kamis , 01-02-2018
JATIMTIMES, BLITAR � Kreativitas Emy Erawati (43), warga Dusun Seduri, Desa Wonodadi, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, patut diacungi jempol. Bagaimana tidak, limbah batok kelapa yang biasanya berserakan mampu disulap menjadi produk kerajinan tangan dengan nilai ekonomis yang tinggi. Di antaranya berupa dompet, sabuk, aksesoris dan tas. Hasilnya, Emy dapat meraup puluhan juta rupiah setiap bulan dari usaha tersebut.
Hal itu dikarenakan produk kerajinan tangan Emy ini menjadi primadona bagi konsumen. Pangsa pasar tidak hanya dalam negeri, tapi juga luar negeri. Apalagi saat ini produknya sudah menembus pasar ekspor.
Kisah sukses Emy di usaha daur ulang ini dimulai padatahun 1995. Saat itu Emy melihat tumpukan batok kelapa yang terbuang percuma. Ia berpikir untuk memanfaatkan batok tersebut.  Dia pun mencoba-coba mengolah batok kelapa. Akhirnya Emy membuat berbagai kerajinan dengan bahan baku batok. Dibantu suaminya, Marlean dia membuat berbagai macam kerajinan.
Namun selera pasar  ternyata pada produk kerajinan tas dibanding produk lainnya. Karena itu juga, Emy akhirnya membidik pasar tas. Model tasyang diproduksi pun kekinian.
Perjalanan usaha yang dirintis Emy kian menggeliat pasca krisis moneter 1998. Emy membidik Bali sebagai salah satu pasar potensial. Bahkan hampir separo produknya dikirim ke Bali. "Saya lebih memilih Bali sebagai pasar. Karena disana banyak wisatawan, khususnya mancanegara. Biasanya mereka membawa oleh-oleh yang unik dan khas,� kata Emy saat berbincang dengan BLITARTIMES di kediamannya, Kamis (1/2/2018).
Produk buatan Emy pun mulai dikenal di mancanegara. Hal itu tak lepas dari para perantara penjualan produknya yang ada di Bali. Produknya pun sudah dipasarkan hingga ke Eropa. "Yang sering minta itu Belanda dan Swiss. Kalau negara-negara tetangga yang sudah berlangganan ya Malaysia, Singapura dan Brunei," tambahnya.
Ia tetap optimistis produknya lebih diminati daripada produk tas lainnya. Alasannya, kerajinan dari batok membutuhkan keterampilan khusus. Tingkat kesulitannya juga tinggi, sehingga membuat produk ini masih jarang digeluti orang lain.
"Anda bisa lihat sendiri kan tadi. Prosesnya panjang dan sulit. Alat-alat yang digunakan juga hasil modifikasi kami sendiri, tidak tersedia di toko," tukasnya.
Saat ini, Emy telah mempekerjakan lebih dari 30 orang. Namun, pengerjaannya kebanyakan dibawa pulang oleh karyawannya untuk dikerjakan di rumah masing-masing. Sedangkan untuk harga kerajinan batok dipatok beragam. Mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp 200 ribu.(*)


Pewarta:Aunur Rofiq
Editor:Yunan Helmy
Publisher:Debyawan Dewantara Erlansyah
Sumber:Blitar TIMES

0 Response to "Mengintip Bisnis Kerajinan Limbah Batok Kelapa di Blitar, Omsetnya Menggiurkan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel